Tag Archives: Turkey in prophecy

INSIDEN FLOTILLA & NUBUAT TENTANG TURKI

Insiden Penyergapan rombongan kapal aktivis internasional yang disebut Armada Kapal Pembebasan (Freedom Flotilla) untuk Gaza oleh pasukan komando Israel, Senen 31 Mei 2010 mengejutkan dunia Internasional. Surat-surat kabar dan televisi serta kantor-kantor berita menayangkan ‘headline’ ini secara serempak hampir di seluruh dunia. Aksi penyergapan oleh tentara israel itu langsung menuai protes keras dunia internasional. Bukan hanya negara-negara yang bermusuhan, tetapi negara-negara sahabat dengan Israel tak pelak mengecam tindakan pasukan IDF(Israel Defense Force) yang menimbulkan 9 korban jiwa dan puluhan lain luka-luka.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Kin Moon menyatakan “terkejut” atas serangan Israel itu dan menuntut penyelidikan penuh atas insiden itu. “Saya terkejut… Saya mengutuk kekerasan ini.” ungkapnya.

Juru bicara Gedung Putih, Bill Burton, mengatakan, “AS sangat menyayangkan korban tewas dan luka-luka dan saat ini berusaha mempelajari keadaan terkait tragedi ini.”

Uni-Eropa menuntut dilakukannya penyelidikan atas insiden Flotilla ini. Jerman menyatakan “terkejut” atas aksi Israel itu. Perancis menganggap tindakan Israel itu “tidak sepantasnya”, sementara Italia meminta UE melakukan penyelidikan. Sejumlah negara Eropa termasuk Norwegia, Yunani dan Swedia langsung memanggil duta besar Israel meminta penjelasan.

Di London sekitar 1000 demonstran mendatangi kantor PM David Cameron dan kedutaan besar Israel. Di Paris sekitar 500 demontran bergabung mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan “Palestina akan bertahan, Palestina akan menang!” Di Athena polisi Yunani terpaksa menggunakan gas air mata untuk membubarkan sekitar 1500 demonstran di luar kedutaan besar Israel.

PERUBAHAN POLITIK TURKI

Protes lebih keras lagi dari negara-negara Arab di timur tengah, mereka menuntut tindakan tegas internasional terhadap Israel. Turki, Mesir dan Yordania negara-negara tetangga yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel turut mengecam insiden ini sebagai “tindakan keji”. Turki langsung menarik duta besarnya dari Israel dan membatalkan tiga rencana latihan militer bersama Israel. Tidak sampai disitu, Turki yang saat ini merupakan anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, menggelar sidang darurat membahas penyerangan Israel terhadap Armada Kapal Pembebasan itu.

Kemarahan masa di negara-negara Timur Tengah memuncak. Para demonstran menuntut pengusiran duta-duta besar Israel dari negara-negara Arab. Mereka juga menuntut blokade terhadap Gaza dibuka. Di Tripoli masa menuntut diberi senjata dan menuntut mereka dikirim ke Gaza. Di Teheran masa melempari kantor PBB, mereka membakar bendera Israel dan menyatakan “Rezim biadab Israel harus dimusnahkan.”

Di Turki, sekitar 10,000 demontran menuntut pembalasan terhadap Israel. “Gigi ganti gigi, mata ganti mata, pembalasan, pembalasan!” Pasalnya kapal Mavi Marmara yang mengangkut 600 lebih aktivis itu adalah kapal berbendera Turki, dan mereka mempercayai bahwa 9 orang yang tewas semuanya adalah warga negara Turki. Di ibukota Ankara sekitar 1000 orang mendatangi kediaman duta besar Israel Gaby Levy dan melempari halaman rumah itu dengan telur busuk dan sampah botol plastik. Masa Turki juga membakar bendera Israel dan menuntut tentara Turki ke Gaza.

Pasca insiden Flotilla politik Turki mengalami perubahan yang drastis. Sebelumnya Turki merupakan negara sahabat Israel sejak 1949. Turki merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim pertama, yang mengakui kemerdekaan Israel dan merupakan partner perdagangan bebas dengan Israel sejak Januari 2000. Kedekatan Turki dengan Israel sering mengundang kemarahan negara-negara Arab.

Turki juga merupakan rekan yang penting dan strategis untuk AS. Selama perang dingin, Turki dan AS telah bersinergi menghadapi musuh bersama yaitu Uni-Soviet. Tahun 1952, Turki bergabung dengan NATO, dan membangun pangkalan udara di Incirlik – Turki. Selama ini pangkalan Incirlik merupakan basis yang penting bagi AS baik dalam menghadapi krisis dengan Uni-Soviet maupun berbagai krisis di Timur Tengah.

Namun sejak krisis di Gaza tahun 2008, Turki banyak mengkritik keras kebijakan Israel. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam keras tindakkan Israel dalam konferensi Forum Ekonomi Dunia di Davos September 2009. Pada tanggal 11 Oktober 2009, hubungan menjadi lebih tegang ketika Israel dilarang mengikuti latihan militer bersama di Anatolia – Turki. Semula latihan akan dilaksanakan bersama Turki, Israel, Amerika Serikat, dan Italia. Namun, Turki menolak untuk mengizinkan Israel untuk menghadiri. Sebagai tanggapan atas hal itu, Amerika Serikat kemudian menarik diri dari latihan tersebut. Dan agaknya hubungan Turki-Israel hanya akan semakin memburuk.

PM Turki Erdogan menggambarkan tindakan Israel dalam insiden Flotila itu sebagai “terorisme oleh negara”. Dia mengatakan bahwa Israel “telah menunjukkan bahwa tidak menginginkan perdamaian di kawasan itu” dan telah “melanggar hukum internasional”. Selama sidang darurat Dewan Keamanan, Turki mendesak PBB untuk menghukum Israel atas tindakan tersebut. Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri Turki tertulis menyatakan bahwa “kami sangat mengutuk praktek-praktek tidak manusiawi dari Israel.. Ini insiden menyedihkan, yang berlangsung di laut terbuka, dan merupakan aroma pelanggaran dalam hukum internasional, dapat mengakibatkan konsekuensi yang tidak dapat diperbaiki dalam hubungan bilateral kita”. Turki memperingatkan bahwa semua kapal bantuan di masa depan akan dikawal oleh Angkatan Laut Turki. Pada 2 Juni yang lalu, Majelis Besar Nasional Turki mengeluarkan resolusi yang menyerukan peninjauan hubungan diplomatik dengan Israel.

Demikian pula dari pihak Israel tidak menunjukkan adanya keinginan untuk melunakkan suasana. Para pejabat Israel, menolak tuduhan Turki, dan menyatakan armada itu adalah upaya penyamaran untuk mematahkan blokade Israel di Gaza. “Jika memang itu adalah misi kemanusiaan, penawaran oleh pemerintah Israel untuk mentransfer bantuan, lewat pelabuhan Asdod, ke Gaza melalui darat akan diterima. sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, “kata Daniel Carmon, wakil tetap Israel di PBB. Israel menuduh balik armada itu sebagai provokasi untuk menerapkan kekerasan.

Carmon juga mencatat bahwa beberapa aktivis Palestina termasuk dalam anggota dari Yayasan Turki untuk Hak Asasi Manusia dan Kebebasan dan Bantuan Kemanusiaan, yang dikenal dengan singkatan IHH Turki, katanya memiliki hubungan dengan organisasi teroris termasuk Al Qaeda.

Sementara itu di Tel-Aviv, Israel, menurut Ynet, situs berita terbesar Israel, demonstran berkumpul di depan Kedutaan Besar Turki membawa tanda-tanda yang mengatakan “Provokasi bukanlah cara untuk perdamaian” dan “Erdogan-Islam-fasis”. Hal ini menunjukkan hubungan kedua negara berada pada titik yang paling rendah sejak 1949.

MESIR AKAN MENYUSUL

Cepat atau lambat, Israel pasti akan kehilangan Turki sebagai sahabat. Alkitab telah menyatakan bahwa kerajaan Lidya(Turki), Kush(Sudan) dan Put(Libya) akan ada bersama-sama Mesir di pihak Raja dari Selatan (Liga Arab) untuk melawan Raja Utara (Uni-Eropa) di akhir zaman.

“Itulah Mesir yang meluas seperti sungai Nil, dan yang airnya bergelora seperti sungai-sungai. Ia berkata: Aku mau meluas menutupi bumi, membinasakan kota dan penduduknya. Majulah, hai kuda-kuda! Melajulah, hai kereta-kereta! Majulah berperang, hai pahlawan-pahlawan, hai kamu orang Kush dan orang Put yang memegang perisai, dan orang Lidia yang melentur busur.” (Yer 46:8-9)

Tinggal berikutnya Mesir, yang tidak lama lagi akan bermasalah dan akan meninggalkan Israel sendirian. Mesir tiga tahun lalu sepakat memblokade Gaza yang telah dikuasai oleh HAMAS. Satu-satunya penyebrangan dari Gaza yang tidak dikuasai Israel adalah wilayah kota Rafah yang dikuasai Mesir.

Selama tiga tahun ini Israel dan Mesir bekerjasama memblokade Gaza dengan tujuan memutus jalur pasokan senjata bagi Hamas dari luar Gaza. Kantor berita Reuters menyatakan bahwa pasca insiden Flotila, Mesir telah membuka sebagian blokade di Rafah. Apapun yang akan terjadi di kemudian hari, nubuat Alkitab menyatakan bahwa Mesir akan bangkit bersama Ethiopia, Libya, dan Turki. Dan Pasukan Eropa akan melanda mereka (Dan 11:40). Tidak lama kemudian perjanjian Tujuh Tahun mengenai Yerusalem akan disahkan (Dan 9:27), dan penganiayaan di Yudea pun akan segera dimulai (Mat 24:15)

Peristiwa demi peristiwa terus terjadi, menggenapi nubuat-nubuat Alkitab. Perubahan peta politik di Timur Tengah dan Afrika Utara akan terus berkembang, dan semua skenario telah disingkapkan agar kita mengerti. Hendaklah kita bijaksana dan pergunakan waktu yang ada dengan baik. Sebab tanda-tanda zaman telah semakin nyata.

Tinggalkan komentar

Filed under Prophecies